Banyak perubahanyang terjadi di dunia beberapa waktu silam, ketika seorang anak yang dulunya masih bayi belum bisa berjalan sekarang sudah bisa jalan, yang dulu muda jadi tua, yang dulu baru sekarang lama, yang dulu bau sekarang wangi banyak perubahan terjadi dimana – mana. Ini adalah kejadian normal, jangan disesali, jalan terus, yang berlalu biarkan saja berlalu hadapi tantangan baru yang berada di depan mata dengan begitu kamu menjadi pribadi yang
Ia membaca buku itu sudah 23 kali dalam sehari, kalau dikali seminggu 23 x 7 = 161 kali di baca kalau sebulan 161 x 4 =
644 kali di baca. Stop jangan
dilanjutkan setahun, karena kamu bisa mimpi buruk kalau menghitung nya ,
colesar sangat menyukai kata – kata perubahan dalam buku itu, sehingga ia
menerapkan nya dalam keseharian nya bahwa dia mesti berubah, perubahan nya
dimulai dari hal kecil hingga ke hal yang besar. Ia seorang kutu buku, bukan
orang yang banyak kutu nya, kutu buku orang suka membaca buku-buku dimanapun ia berada, di jalan,
taman,rumah,teras,tempat makan, bahkan jamban.
Dengan
membaca buku ia mendapatkan banyak pengetahuan lebih dari orang lain, tetapi ia
menjadi sombong suka menganggap remeh orang lain. Suatu hari ia bertanya kepada
temannya yang ga punya nama, “hey berapa 1+1?” temannya yang gapunya nama Cuma bisa
diam lalu kabur meninggalkan colesar, colesar mau mengejar, tapi tali sepatunya
belum keiket. Colesar jengkel dan berkata “dasar idiot gitu aja gatau!!”
kemudian temannya yang gapunya nama datang kembali di hadapan colesar, dia
datang enggak sendiri, melainkan membawa satu kampung nya ke hadapan colesar
sambil membawa obor, cangkul dan palu. Ada juga beberapa warga yang membawa
garpu dan sumpit.
Colesar
heran kepada temannya tanpa nama itu, temannya lalu berkata “jawabannya ya dua lah!” dengan nada tinggi. colesar dibuat gentar dengan ucapannya temannya yang tanpa nama, karena ketika
ngomong temannya mengeluarkan cipratan ludah mengenai mata colesar sehingga
hampir buta. Lalu para warga sekampung tadi pergi pulang ke rumah masing –
masing, colesar bertanya “kenapa mereka pulang?”. Sang tanpa nama menjawab “ntah
aku pun tak tau”. “loh kok bisa gitu,
tapi kalian tadi datang kesini bareng – bareng” Tanya colesar. “ia tadi mereka
baru pulang gotong royong kebetulan arah nya mau kesini, jadi aku jalan paling
depan biar keren gitu” kata tanpa nama. “lalu yang bawa obor tadi ngapai” Tanya
colesar. “dia baru kali ini liat obor jadi dibawa nya kemana – mana “ jawab sang
tanpanama sambil garuk – garuk punggung. “terus pas aku Tanya kenapa kamu pergi”
Tanya lagi colesar. “stop! Banyak kali pertanyaan mu muak pulak aku see u again
” kemudian tanpa nama pergi dengan baling – baling bambu.
Ia meninggalkan
colesar sendiri di tepi jalan,colesar lalu pergi ke perpustakaan untuk membaca
buku yang lain untuk memperluas ilmunya yang menurut nya masih gada apa-apanya.
Dia mulai membaca buku dari judul paling bawah yaitu bagaimana cara membaca
lalu ke tahap selanjutnya dia pun kadang suka ketawa-ketawa sendiri ketika
membaca buku, padahal judul buku nya
horor yaitu bagaimana menangkap hantu dengan mata tertutup sambil nyumbatin
hidung pakai sumpit, colesar sungguh anak yang pemberani, lalu ia membaca novel
romantis juga, sambil nangis dan ngabisin tisu penjaga perpustakaan buat ngilap
air mata nya, dia mengajak orang – orang yang di perpustakaan membaca buku yang ia baca dan kemudian
mereka menangis semua karena ada yang motong bawang merah di depan mereka.
No comments:
Post a Comment