Pages

Tuesday, August 30, 2016

Hujan, Dilema dan Lapar

         
      
Ketika hujan turun orang berbondong – bondong mencari tempat teduh agar tidak kena hujan, tetapi ada juga beberapa orang greget yang terus menghadapi hujan agar bisa mandi hujan, mungkin di rumah nya lagi tidak air, atau tidak pernah melihat hujan, atau tidak pernah melihat air, entahlah. Surquni memang satu diantara orang – orang greget ketika menghadapi hujan. Tetapi ketika dia tumbuh dewasa perlahan kebiasaan nya di kurangin, dia lebih milih
neduh ketika hujan.

                Di saat neduh dan nungguin hujan berhenti surquni melihat anak – anak sedang mandi hujan, mereka terlihat sangat senang, surquni yang melihat itu teringat masa kecil nya, dia tersenyum dan berkata dalam hati “flashback gila! kayak aku dulu”. Beberapa anak mulai memakai shampo dan sabun, surquni berkata dalam hati “tapi aku ga segila itu juga bawa shampo”. Anak kecil tadi mulai berlarian meninggalkan tempat surquni.



                Tak terasa sudah 1 jam hujan belum berhenti surquni masih neduh, beberapa orang sudah pergi menerobos hujan. Surquni tetap tak mau pergi , dia tidak mau basah. Ia mulai merasa lapar tapi toko makanan sangat jauh dari tempat dia neduh, semakin lama hujan semakin deras, surquni mulai cemas, para peneduh yang lain juga cemas, pemilik tempat teduh pun mulai cemas dia kaget banyak orang neduh di depan rumahnya.


                Surquni sudah tidak tahan ingin menghadapi hujan tetapi hati kecil nya berkata jangan, dia lapar dan ingin segera di rumah, tetapi hujan menghalangi jalan nya, kemudian dia searching di google efek dari terkena hujan, manfaat mandi hujan. Tetapi semua yang dia dapat isi nya ngawur semua, akhirnya dia tak tahan lagi dan memberanikan diri menghadapi hujan, tiba – tiba seseorang memukul pundak nya, surquni menoleh kebelakang, seseorang itu berkata “kamu pasti bisa”, surquni menjawab “hah iya” sambil tersenyum heran dan berkata dalam hati (kenapa dia tau aku mau menerobos hujan), enggak lama kemudian surquni mendapat sorakan dari peneduh yang memberi semangat “surrqunii kamu pasti bisaaa!!!, surquuniiiiii semangat ya”. Surquni merasa sangat terharu, beberapa peneduh juga sempat – sempat nya membuat spanduk bertulis “surquniii I love u”.surquni senang bercampur bangga.





                Entah tau dari mana mereka  tau nama surquni. Surquni pun bersiap – siap jantung nya bergelora, mata nya melotot tajam,  perut nya mules, ia pun menaiki sepeda motor nya dan membawa nya secepat kilat, sampai di rumah dia dengan nekatnya masuk di dalam rumah nya sendiri, dia pun tanpa basa – basi langsung mandi.  Setelah mandi ia langsung memasak makanan yang ada di priuk nya dan memakan makanan nya dengan lahap. Setelah makan dia pun beristirahat dan tidur karena dia lelah seharian neduh di rumah orang.



No comments:

Post a Comment