Pages

Wednesday, August 31, 2016

Bakat Yang Terpendam

         
 
  Suntuk, bosan, galau, begitulah kehidupan azola, wanita yang hobi menghayal menjadi seorang tuan putri dari negeri yang jauh (planet mars). Ia ingin mencari sosok lelaki yang dia idam – idamkan, harus tinggi, sixpack, dan punya jakun. Suatu sore ia berjalan di tepi jalan tiba – tiba dia di tabrak oleh seorang lelaki misterius memakai jaket dengan penutup kepala yang sedang berlari sore, ia pun terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, “kamu gapapa kan?”, “iya aku gapapa kok” kemudian lelaki itu
membantu azola berdiri dengan memegang kedua tangan azola ke atas. 


         
            Ketika azola sudah berdiri tangan nya masih di pegang lelaki tersebut, tetapi tangan yang satu nya sudah di lepas, tangan satu nya masih di angkat si lelaki, kemudian si lelaki dengan refleks bilang “sarimin pergi kepasar”, azola yang latah meniru  tingkah monyet. “sarimin lagi ngupil” azola mengupil, “sarimin makan kaca” disini azola berhenti karena makan kaca terlalu ekstrem. Karena melihat itu banyak warga yang melihat dan mengabadikan tingkah azola. Ada yang minta foto selfie ada yang minta tanda tangan, dan ada pula yang ingin tau rahasia azola kenapa bisa begitu.



            Azola sadar bahwa dia mempunyai bakat terpendam yang tidak di miliki orang lain, dia ingin berterima kasih kepada lelaki misterius itu, tapi karena terlalu ramai tidak melihat lelaki misterius tersebut, usaha nya tidak sia – sia dia mendapatkan lelaki misterius itu sedang foto pose alay sambil kayang dengan warga, ketika azola dan lelaki misterius tersebut saling tatap – menatap mata , waktu terasa berhenti,  bunga – bunga mekar, burung – burung bernyanyi.  Lelaki itu kabur, azola mengejar, “oii tunggu”teriak azola, lelaki itu terus lari.



            Mereka berdua berhenti di tepi sungai yang berada di belakang rumah warga. “thanks ya” kata azola, “terima kasih buat apa?”kata lelaki, “karena udah nemuin bakatku” kata azola, “ohh iya biasa aja kali, BTW ketek mu itam yaa” kata lelaki itu. Azola langsung diam dan malu di bilang  begitu, dia bingung mau bilang apa, dia pun dengan nekat nyebur ke dalam sungai, lelaki misterius itu pun ikutan nyebur juga karena merasa iba, mereka berdua pun nyebur.




            Azola teringat  dia ga pandai berenang, dia pasrah dan menenggelam kan badan nya, tetapi tangan sang lelaki menarik azola dari dalam dan mengangkat tubuh azola, “kenapa kau menolong ku? Bukankah ketekku itam?”kata azola, “gausah banyak bacot dan sok dramatis deh, sungai nya Cuma 50 cm sok – sok mau tenggelam”. Azola pun tersipu malu mendengar perkataan itu. Mereka menepi di pinggir sungai, “maaf yah, tadi aku bilang ketek mu itam” kata lelaki itu, “oh iya gapapa kok, memang itam kok ketek aku” jawab azola. Benih – benih cinta tumbuh di antara mereka berdua, mereka sering ketemu, apalagi saat malam jumat kliwon, mereka akhirnya jadian, bakat azola semakin lama semakin baik, karena di latih si lelaki misterius, selang beberapa tahun mereka menikah, di karunia 4 anak dan hidup bahagia. 


No comments:

Post a Comment