Masa SMA adalah masa – masa di mana mulai menemukan arti persahabatan dan cinta, canirem dan wahimar bersahabat sejak SMA mereka sering berdua kemana –mana sampai di kira orang homo tetapi mereka adalah lelaki normal. Pada suatu ketika mereka pulang sekolah berjalan kaki ke simpang untuk menaiki angkot, ketika sedang mau sampai di simpang mereka terpesona dengan anak cewek SMA sebelah, mereka berdua saling berbisik “mar cewek itu cakep juga ya” kata canirem dengan menunjuk cewek yang iya maksud. Wahimar membalas “iya rem
cakep juga, yang sebelah juga liat la”.
Canirem
yang sedang fokus pada cewek yang dia tandai pun langsung melihat cewek yang di
sebelah si cewek yang disukai itu, dan
dia tertawa “kambeng ko wahimar itu
mamak nya” kata canirem, mereka berdua
tertawa, setelah tertawa melihat cewek sekolahan mereka lanjut jalan kesimpang.Gak lama mereka pun sampai kesimpang untuk nunggu angkot, canirem meminjam
uang ke wahimar, “mar ada seribu? Buat beli
minum” kata canirem. “dasar orang susah!! Miskinnn!!!,Hinaa!! Seribu aja masih minjam? Yang ada gopek” kata wahimar
dengan kalem. “kambeng ko sok kali sementang punya gopek perak aja!!” kata
canirem.
Wahimar
pun merelakan gopek perak nya ke canirem untuk membeli minuman, walaupun Cuma beli
satu mereka tak sungkan untuk berbagi ,selama 5 detik minuman nya langsung
habis (mereka hebat). Ketika lagi asik
menunggu angkot, mereka melihat cewek anak sekolah lain yang baru pulang ke simpang untuk nunggu angkot,
tiba – tiba ada anak cowok naik kereta (sepeda motor) melirik kearah cewek tadi dan
berkata “hai cewek” , dia tidak tau angkot yang di depan nya berhenti mendadak, cowok tadi pun menabrak belakang angkot nya, dia jatuh dan langsung
amnesia.
Melihat
kejadian tersebut wahimar dan canirem ketawa terbahak – bahak kayak ketawa
orang di lapo tuak, si cowok tadi malu dan memapah kereta nya kemudian teriak “taiknya ni angkot” dan kemudian melaju kereta
nya dengan kencang, wahimar dan canirem tetap ketawa, tetapi ketawa mereka
sedikit elegan sekarang karena banyak anak cewek yang sedang menunggu angkot di
dekat mereka. Enggak lama mobil pribadi(angkot) yang mereka tunggu pun muncul, mereka pun menaiki angkot, mereka tak menyangka anak cewek tadi banyak juga yang
seangkot dengan mereka.
Mereka sangat
senang, saking senang nya hamper terjun keluar dari angkot, di dalam angkot
wahimar dan canirem senyum – senyum. Cewek – cewek disebelah berbisik
Cewek 1 : mereka kek
nya gila ya, dari tadi senyum – senyum aja
Cewek 2 : itu ciri – ciri homo lo, ketika cowok dan cowok
saling tatapan dan senyum
Cewek 1 : ih aku takut, entar aku ketularan terus aku berubah jadi bunglon
Cewek 2 : yaudah entar sampai di café depan turun yuk
Cewek 1 : yuk
wahimar yang memiliki pendengaran tajam mendengar percakapan
dua cewek tadi, dan memberi tahu ke canirem. Canirem tetap sabar tetapi wahimar
marah karena tidak terima di bilang homo. Dia pun dengan nekat nya turun dari angkot dan lari
tanpa melihat arah, canirem Cuma bisa diam, cewek – cewek juga diam dan
ada yang berbisik “ tuhkan dia gila” dan sang supir dengan kalem berkata “OYYY
BAYARR ONGKOS KAU BUJANGGG” wahimar tidak memperdulikan mereka , wahimar terus
berlari dan berlari dan sampai di rumah dia langsung sms canirem “mereka tegaa
rem”, gak lama canirem membalas “tega sih tega ongkos kau kok ga kau bayar kambeng!! Jadi aku
yang bayarin ongkos kau kambeng” tulis
canirem. “kata kau gada uang ? ada nya uang mu kampret” balas wahimar, “tadi beberapa cewek dengan sukarela sum –
suman bayar ongkos kau, mereka iba melihat kau , dan mereka menitip pesan sama aku, mereka bilang semoga temannya cepat sembuh ya, kemudian kami semua
berpelukan” balas canirem. “anjay caer kau ya, yaudah aku mau boker dulu bye!”.
Begitulah
persahabatan di masa SMA saling mengisi satu sama lain, tanpa mempedulikan
omongan orang, sahabat bisa jadi keluarga. Sahabat bisa jadi cinta. Seperti wahimar
dan canirem walaupun saling menghina mereka tetap sahabat, jangan jadi sahabat yang saling memuji tapi di belakang menghina
sahabatnya sendiri. Sekian ! Salam Masa SMA!!
No comments:
Post a Comment